Puasa Muharram adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bulan Muharram sendiri merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah dan termasuk dalam deretan bulan suci yang dimuliakan Allah. Menjalankan puasa di bulan ini tidak hanya memberikan nilai spiritual yang tinggi, tetapi juga menjadi sarana pembersih dosa-dosa setahun yang lalu. Tak heran jika banyak ulama dan umat Muslim yang memanfaatkan momen ini untuk memperbanyak amal ibadah.
Keistimewaan bulan Muharram terletak pada peluang besarnya untuk meraih keutamaan puasa Muharram. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa puasa terbaik setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Bahkan, puasa di hari Asyura—yakni tanggal 10 Muharram—disebut mampu menghapus dosa-dosa selama satu tahun sebelumnya. Keutamaan ini tentu menjadi magnet spiritual yang mendorong kita untuk lebih tekun beribadah di bulan ini. Untuk info dan artikel menarik seputar ilmu Islam lainnya, jangan lupa kunjungi dan simak selalu di https://anekailmu.my.id!
Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”
(HR Muslim)
Dari hadis ini jelas bahwa puasa Muharram menempati posisi yang sangat tinggi di antara ibadah-ibadah sunnah lainnya. Bukan hanya karena waktunya yang istimewa, tetapi juga karena janji pengampunan dosa dan limpahan pahala yang menyertainya. Maka, tidak mengherankan jika umat Islam berlomba-lomba untuk menghidupkan bulan ini dengan puasa dan amal shaleh lainnya.
Pertanyaan umum yang sering muncul: Apakah boleh berpuasa sebulan penuh di bulan Muharram? Jawabannya adalah boleh. Tidak ada larangan dari syariat untuk melaksanakan puasa sunnah selama sebulan penuh di bulan Muharram. Bahkan, hal ini dianjurkan oleh para ulama berdasarkan hadis-hadis sahih.
Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif menyatakan bahwa shoum di seluruh bulan Muharram termasuk dalam bentuk ibadah tathawwu’ yang sangat dianjurkan. Beliau menegaskan, meski ada hari-hari tertentu dalam bulan lain yang juga istimewa seperti Arafah atau enam hari Syawal, namun secara umum puasa Muharram tetap menjadi yang paling utama setelah Ramadhan.
Dalam Kasyaful Qina’, Manshur bin Yunus Al-Buhuti Al-Hanbali menjelaskan bahwa shoum sunnah sebulan penuh di bulan Muharram adalah amalan yang diperbolehkan, bahkan utama. Ia menegaskan bahwa Nabi SAW sendiri memperbanyak puasa di bulan ini sebagai bentuk ibadah yang konsisten dan bernilai tinggi di sisi Allah.
“Yang dimaksud adalah puasa sunnah yang paling utama pada bulan Muharram adalah puasa menyeluruh [penuh] setelah berpuasa di bulan Ramadan…”
(Kasyaful Qina’, halaman 338)
Artinya, selama tidak ada hambatan kesehatan atau fisik, seorang Muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan ini, bahkan jika mampu, selama sebulan penuh.
Bulan Muharram adalah kesempatan emas untuk memperbarui keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah. Keutamaan puasa Muharram, terutama pada Hari Asyura, adalah hadiah dari Allah untuk hamba-hamba-Nya yang ingin bertobat dan meningkatkan amal ibadah. Tak hanya penghapus dosa, puasa ini juga menjadi penyejuk jiwa, penguat iman, dan pelindung dari godaan dunia.
Jadi, marilah kita manfaatkan bulan Muharram dengan sebaik-baiknya. Jadikan puasa sebagai jalan menuju ampunan dan keberkahan, serta ajak keluarga dan sahabat untuk bersama-sama menghidupkan sunnah yang mulia ini. Jangan lupa, teruslah memperdalam ilmu dan wawasan Islam dengan membaca artikel-artikel inspiratif lainnya di https://anekailmu.my.id.